Saturday, October 17, 2015

PEMUDA MUHAMMADIYAH DAN POLITIK



Memasuki usianya yang lebih dari 100 tahun muhammadiyah seyogyanya telah menghasilkan kader umat dan bangsa yang begitu banyak. Dalam mengarungi zaman global di abad kedua ini Muhammadiyah seharusnya lebih sigap dan tidak hanya bekerja di balik layar. Muhammadiyah memiliki begitu banyak ortom dan amal usaha yang pastilah di dalamnya terdapat kader-kader hebat yang seharusnya mampu membangun bangsa. Namun nyatanya ortom yang ada justru cenderung kurang memberi jalan yang pasti bagi kader-kadernya untuk maju dan menduduki posisi-posisi strategis baik dalam dunia politik maupun intelektual.

Muhammadiyah sebagai organisasi amal ma’ruf nahi munkar seringkali terjerumus pada sikap dasar muhammadiyah yang tidak berpolitik. Sikap muhammadiyah yang tidak berpolitik ini khususnya pada politik praktis, dimana muhammadiyah tidak berafiliasi pada suatu partai politik tertentu. Hal inilah yang mengakibatkan kader-kader muhammadiyah menjadi enggan untuk terjun langsung ke dunia politik. padahal kunci utama untuk membenahi bangsa ini terletak pada sistem politiknya. ketika sistem politik membaik dengan para pelakunya yang baik, tentulah akan membaik pula bangsa ini. Untuk itulah muhammadiyah perlu maju ke gardu terdepan dengan mendorong dan memfasilitasi kadernya turun tangan dalam dunia perpolitikan Indonesia.

Para generasi muda muhammadiyah harus aktif dan mulai berdiaspora ke post-post penting negeri ini. Bukan hanya pada ranah pendidikan, kesehatan namun juga ranah hukum dan politik. Muhamadiayah harus lebih menfasilitasi gerak para generasi mudanya untuk dapat menyalurkat potensi-potensinya. Muhammadiyah harus mulai percaya dan berani mempromosikan kader-kader terbaiknya untuk maju dan duduk di kursi-kursi penting negri ini. Sudah bukan lagi hanya menonton dan bekerja di balik layar. Dalam kondisi tertentu para bapak-bapak kita yang sudah duduk di atas sana perlulah terus mengangkat dan mempromosikan generasi muda muhammadiyah. Muhammadiyah hari ini harus tampil berbeda dengan tidak lagi terlalu tawadhu dan berpangku tangan terhadap putusan pemerintah yang diisi oleh sumber daya manusia yang kurang kredibel. Muhammadiyah perlu memberikan daya tawar lebih terhadap posisi penting di dunia pemerintahan.

Muhammadiyah tidak akan mampu secara maksimal ikut serta dalam membangun bangsa ini jika hanya berdiri dan berperan dalam ruang lingkupnya sendiri. Para kader muhammadiyah harus keluar dari lingkungannya, berperan aktif dan langsung turun dalam dunia perpolitikan negri ini guna membangun bangsa. Meski muhammadiyah memiliki banyak sekolah-sekolah guna turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, Muhammadiyah juga harus ikut ambil andil dan masuk dalam pendidikan nasional yang dapat di tempuh dengan jalur politik. muhammadiyah juga harus masuk ke berbagai sektor lainnya demi terlaksananya pembangunan bangsa.


Alia Rizqi Oktaviana


sumber: pakdheharis.blogspot.com

0 comments:

Post a Comment